Kesehatan merupakan hal vital bagi siapa pun juga. Salah satu
penunjangnya adalah penyediaan obat-obatan. Maka, bisnis apotek tak
pernah surut. Pemain lama dan pendatang baru bersaing mendapatkan tempat
di masyarakat.
Salah satu pemain yang sudah beroperasi cukup
lama adalah Apotek Griya Farma. Gerai perdana apotek ini berdiri di
Bandung sejak 2006. Nah, terhitung sejak 2012, apotek ini mengantongi
lisensi waralaba.
Sekarang, sudah ada 10 gerai Apotek Griya
Farma yang tersebar di Bandung. "Empat milik pusat, sisanya punya
mitra," ujar Andrian N. Gunawan, Manager Operasional Apotek Griya Farma.
Selain
menjual aneka obat-obatan, Griya Farma juga menjual produk kesehatan di
luar obat, seperti kosmetik dan produk perawatan tubuh.
Kata Andiran, keunggulan apotek ini terletak pada dukungan kepada mitra. "Kami menerapkan full support
mulai dari rekrutmen karyawan, training, grand opening, marketing, dan
selama jadi mitra," paparnya. Apotek Griya Farma menerapkan operasional
setiap hari, tanpa libur.
Dua pilihan paket
Supaya
lebih akrab dan menjalin relasi dengan warga, pihak pusat rajin
menggelar event sosial. Kata Adrian, di setiap cabang, ada program senam
bersama warga. Selain itu, ada khitan massal, serta buka bersama anak
yatim piatu pada saat Ramadhan.
Berminat terjun ke bisnis
apotek? Ada dua paket usaha yang ditawarkan Apotek Griya Farma. Pertama,
paket entrepreneur seharga Rp 250 juta. Paket ini tertuju untuk mitra
yang ingin mengelola usaha sendiri.
Biaya itu termasuk franchise fee
selama 5 tahun, display interior eksterior, peralatan, stok obat awal,
rekrutmen dan training. "Mitra hanya menyediakan tempat seluas minimal
50 meter persegi," jelas Andrian.
Jika, Anda tidak mau ribet mengelola usaha, bisa memilih paket kedua,
yakni
paket investor seharga Rp 300 juta. Pihak pusat akan mengelola
bisnisnya sehingga diterapkan sistem berbagi keuntungan antara mitra dan
pusat, 50:50
Setelah masa kerjasama lima tahun berakhir, apotek
akan menjadi milik mitra. Ia memperkirakan, mitra bisa mencetak omzet Rp
75 juta hingga Rp 140 juta sebulan. Dengan laba bersih 8%–12%, paket
entrepreneur bisa balik modal dalam 2 tahun–2,5 tahun. Sedangkan, tipe
investor balik modal 4 tahun. Pihak pusat mengutip biaya royalty 1,5%
dari omzet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar