Baso tahu goreng alias batagor sudah
akrab di lidah masyarakat kita. Maka, banyak orang yang tertarik
menjajal bisnis panganan asal Bandung, Jawa Barat ini. Apalagi pasarnya
terbuka lebar, karena bukan termasuk makanan musiman.
Peluang
inilah yang dilirik Didit Jakso Tranggono sehingga membuka usaha Batagor
Pelangi di Depok, pada Maret 2012. Nama yang unik ini ternyata
menggambarkan penyajian batagor khas miliknya yang berbeda dengan
batagor pada umumnya.
“Kalau kita lihat, batagor biasanya hanya
berwarna cokelat karena bumbunya. Sedangkan, kami pakai sayur bayam dan
wortel sebagai pewarna batagor, sehingga kami punya dua produk yaitu
batagor hijau dan batagor oranye,” ujar Didit.
Inovasi itu juga
muncul setelah Didit melihat banyak batagor di depan sekolah-sekolah
tidak menyajikan batagor sehat. Makanya, ia berinovasi mencampurkan
sayuran pada adonan batagor. Selain sehat, sayuran juga memberikan warna
alami yang cantik pada batagor.
Satu porsi kecil Batagor Pelangi (empat bakso) dijual Rp 7.000, sedangkan porsi besar (tujuh bakso) Rp 11.000.
Setelah memenangkan Juara 1 Kompetisi Wirausaha Inovatif dan Kreatif
yang digelar Hemaviton pada Oktober 2012, Didit mendapat penayangan
iklan gratis di stasiun televisi nasional pada bulan itu. Sejak itulah,
ia optimistis mengembangkan usahanya, dengan membuka tawaran kemitraan
Batagor Pelangi.
Didit mengemas dua paket kemitraan, yakni paket
Rp 5 juta dan Rp 6 juta. Calon mitra berhak mendapatkan perlengkapan
memasak dan bahan baku awal. Mitra paket Rp 5 juta juga mendapat gerai
aluminium, sedangkan mitra paket yang lebih mahal mendapat gerobak kayu.
"Dengan gerobak kayu, jualan bisa pindah-pindah tempat," paparnya.
Didit
memperkirakan, mitra bisa meraih omzet Rp 2,8 juta sebulan. Dengan
target keuntungan bersih sekitar 30%, diharapkan bisa balik modal dalam
waktu enam bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar