Pendidikan di Indonesia kini bergerak semakin dinamis. Anak tak lagi
terfokus pada sekolah konvensional, tapi juga punya pilihan lain,
seperti homeschooling. Salah satu homeschooling yang berkembang di BSD,
Tangerang adalah Kamyabi Homeschool.
Abdul Halim Said merintis
usaha ini sejak 2005. Awalnya, ia prihatin dengan kondisi pendidikan
saat ini, di mana anak-anak tidak lagi diajari nilai moral, hanya nilai
di atas kertas. Makanya, pria yang akrab disapa Said ini mencari tahu
cara belajar para sahabat Nabi. "Ternyata mereka belajar di rumah dan
diajari oleh ayah dan ibunya," cerita Said.
Sayangnya, orangtua
masa kini terbatas waktu dan pengetahuannya untuk mengajari anak-anak
mereka. Said pun terinspriasi mendesain Kamyabi supaya bisa memenuhi
kebutuhan itu.
Kamyabi Homeschool menyediakan pendidikan dari TK,
SD, SMP, hingga SMP. Kurikulumnya menggunakan pendidikan Islam berbasis
rumah yang sesuai dengan Kompetensi Depdiknas. Kamyabi juga menjadi
anggota Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena)
yang dikepalai DR Seto Mulyadi alias Kak Seto.
Said sangat
menekankan kualitas pendidikan, selain moralitas. Ia menginginkan
setiap murid belajar secara spesifik sesuai minat dan bakatnya, namun
tetap memiliki ijazah resmi. Biaya bersekolah di Kamyabi Rp 2,5 juta per
semester untuk TK & SD. Untuk SMP Rp 3,5 juta, dan Rp 4 juta untuk
SMA.
Biaya royalti 11%
Supaya semakin
berkembang, sejak tiga tahun silam, Said menawarkan franchise Kamyabi.
Sekarang, sudah ada satu cabang milik mitra yang berlokasi di Jakarta.
Kamyabi
menawarkan tiga paket investasi, yaitu paket Rp 50 juta, Rp 40 juta dan
Rp 30 juta. Calon mitra di Jabodetabek harus merogoh kocek Rp 50 juta.
Jika berlokasi di ibukota provinsi biayanya Rp 40 juta, sedangkan untuk
mitra di luar Jabodetabek dan bukan ibukota provinsi, Rp 30 juta.
Paket
itu sudah termasuk kerjasama 5 tahun, kurikulum, modul, paket soal dan
latihan, SOP, dan sistem homebased Islamid education. "Untuk guru bisa
dari pusat atau mitra sesuai kesepakatan," ujar Said.
Mitra wajib
menyiapkan tempat dengan minimal 3 ruang kelas masing-masing seluas 20
m2, plus ruang pendukung seperi front office, ruang administrasi, ruang
guru, dan mushola. Kelas Kamyabi minimal 10 murid untuk setiap program.
Mitra
akan dikutip biaya royalti 11% dari omzet. Said memproyeksi, mitra bisa
meraih omzet minimal Rp 25 juta sebulan atau Rp 150 juta per semester.
Jika target laba bersih 15%-20% tercapai, mitra bisa balik modal dua
tahun.
Pengamat waralaba, Khoerussalim Ikhsan menilai, Kamyabi
memiliki tugas berat untuk menggaet mitra. Pasalnya, pangsa pasar
homeschool amat terbatas.
Menurutnya, masyarakat masih belum
familiar dengan homeschool karena konsepnya belum diterima semua
kalangan masyarakat. "Jadi, Kamyabi sebaiknya memperkuat sistem internal
dan melakukan sosialisasi lebih dulu," saran Khoerussalim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar