klik dapet duit

Sabtu, 13 Juli 2013

Happy

Waralaba kuliner sudah tak terhitung jumlahnya. Pemain baru selalu bermunculan setiap tahun. Berbagai menu ditawarkan, baik makanan atau minuman untuk mencicipi manisnya laba dari bisnis kuliner.

Salah satu pemain di bisnis ini adalah Llie Poh Siong atau yang sering disapa Aasiong. Ia mendirikan bisnis kuliner dengan merek Happy sejak 2010 di Cengkareng, Jakarta Barat. Setidaknya ada 10 menu yang disajikan Aasiong di gerainya, seperti cappucino, stick potato, teh, kopi, jagung manis, minuman coklat, minuman bubble, cola float, guava mix, dan chicken stick.

Pada tahun 2011, Aasiong mulai menawarkan kemitraan. Hingga kini, Aasiong bilang, sudah lebih dari 200 gerai Happy tersebar di Jabodetabek, Palembang, dan Jawa Timur.

Yang menarik, setiap menu bermerek Happy ditawarkan secara terpisah. Biaya investasi kemitraan per menu Rp 4 juta. Kata Aasiong, satu orang mitra biasanya memilih lebih dari satu menu. Mitra sendiri akan mendapat gerobak, peralatan lengkap, pelatihan karyawan, dan bahan baku awal.

Menurut estimasi Aasiong, mitra bisa menjual masing-masing 50 cup atau porsi per hari. Harga setiap menu dibanderol Rp 5.000. Jadi, mitra bisa mengantongi omzet Rp 7,5 juta per   bulan. Dengan laba bersih 50%, modal sudah balik dalam dua bulan.

Dalam kerjasama ini, mitra harus membeli beberapa bahan baku dari pusat seperti bubuk cokelat, kopi, serta bahan baku kentang dan jagung manis. Harganya beragam. Bubuk cokelat dijual Rp 60.000 per kilogram (kg). Setiap kg cukup untuk membuat 45 cup-50 cup minuman cokelat.

Pria berusia 52 tahun ini mengatakan, semua menu yang ditawarkan Happy merupakan racikannya sendiri. Hal itu menjadi nilai tambah menu Happy karena rasanya berbeda dengan yang ditawarkan gerai kuliner lainnya. "Untuk beberapa menu, saya adakan pembedaan, misalnya menu capuccino saya campur dengan cincau atau jelly atau minuman cokelat dicampur dengan moccacino," ujarnya.

Ia menargetkan Happy bisa menambah 20 gerai setiap bulannya. prospek bisnis Happy menjanjikan karena menyasar kelas menengah bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages